Senja
Mengapa kau teteskan air mata
Bukankah ia tak mau lagi menulis?
Senja
Dua tiga tetes hujan
Mengapa kau muram
Bukankah ia tak mau lagi bertutur?
Ah senja
Mengapa kau tak jua bisa merangkak
Meninggalkan mega langit yang kelam
Menuju malam yang pasti
Disana ada bintang gemintang
Ada rembulan yang acapkali menyapa
Tak angkuh
Ia mau bicara
Ia mau menuliskan aksara untukmu
Makassar, 27 Juni 2013