Saya buka laptop. Tiba-tiba pikiranku terseret pada beberapa helai foto. Foto itu membawaku pada suatu perjalanan di awal tahun 2010. Sebenarnya sudah sejak itu saya ingin menuliskannya menjadi catatan di lapakku ini. Tapi entahlah. Hanya terpikir selintas dan saat itu berlalu begitu cepat. Kini sudah kurang lebih tiga tahun berlalu. Dan kembali mengingat-ingat perjalanan yang lampau.
Sebenarnya Ucheng mengajak saya tahun baru di Malang. Tapi karena sesuatu dan lain hal, tidak bisa menyanggupi ajakannya. Suasana batinku memang sedang guncang waktu itu. Ada banyak hal yang membuatku ingin menyepi dari riuh kota.
Malang tentulah menawarkan suasana yang nyaman. Bukan pertama kali ini saja saya ke Malang. Tetapi setiap habis kerja dan ada kesempatan, saya pastilah meluangkan waktu berkunjung ke kota itu. Andai saja saya mengenal Malang sejak tamat SMA, aku ingin sekali kuliah di sana. Tapi sudahlah tidak perlu di sesali.
Saya ingin menuliskan beberapa potongan ingatan saja. Sebab sudah tidak ku hafal detail-detailnya. Yang pasti menjelang sore saya dan Uceng ke asrama Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa dan Pelajar Indonesia (IKAMI) Cabang Malang (Al Kautsar). Di asrama itulah saya tinggal selama di Malang. Disitu pulalah berkenalan dengan Rudi, Hamka (sufit), Sudarno dan Brek.
Bila siang hari atau menjelang sore kami ke kios-kios didepan kampus Unmuh. Disana nongkrong sambil minum kopi. Atau sekedar membuka-buka laptop. Sesekali waktu juga Mail mengajakku main futsal dengan anak-anak IMM. Ia adalah ketua IMM Komisariat Teknik. Oh iya, si Fitra (anak IMM UMY) juga kebetulan sedang di Malang, kalau tidak salah IMM sedang ada acara di kampus putih.
Bertemulah saya dengan Fitrah. Juga oleh Ucheng di kenalkan dengan Pin (lengkapnya Ratih Wulan Pinandu), anak Lampung yang kuliah di bahasa Inggris UMM. Sementara Ucheng ini anak Makassar, pernah sama-sama dengan saya di IPM, lalu ketika kuliah ke Malang, ia mencoba aktif di PMII bersama rekannya Rudi. Saya juga bertemu dengan Jasman. Jasman ini anak Enrekang yang saya kenal sejak dia masih SMA. Kebetulan dia pernah ikut Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di SMA-nya dan saya menjadi trainer waktu itu di Enrekang. Dia kuliah di jurusan sosiologi UMM.
Suatu siang maka dibuatlah janji untuk berkunjung ke pasar buku (Wilis kalau tidak salah) dan ke Togamas. Kebetulan waktu itu saya lagi hunting buku “Dibawah Bendera Revolusi”. Saya dengar dari Ucheng di Malang harganya sekitar 200-an ribu. Sementara di jogja sekitar 400-an. Kami berlima (saya, Ucheng, Rudi, Pinandu dan Fitrah) naik angkot ke tempat itu. Trus jalan-jalan ke togamas. Lumayan, saya dapat beberapa judul yang saya minati.
Waktu itu juga saya ketemuan dengan kak Nurmal (Ketua KPU Makassar). Dia masih humas PSM dan ketika itu PSM sedang ada jadwal bertanding dengan Arema di Kanjuruhan. Jadilah saya dapat tiket gratis kelas VIP. Saya dan Jasman naik motor ke Kanjuruhan untuk menonton pertandingan. Hujan lagi, tapi tidak masalah demi PSM. Waktu itu Arema sedang jaya-jayanya dibawah pelatih Robert Rene Albert.
Di akhir pekan saya, Ulla, Uceng dan Fitrah menyempatkan diri ke Cangar. Cangar ini adalah sebuah permandian dalam kawasan hutang lindung Cangar. Dengan motor kami jelajahi jalan poros Malang – Batu. Jalannya berkelok-kelok. Di kiri kanan, mata dimanjakan dengan pemandangan yang hijau. Khas ala pegunungan. Ada kebun sayuran, teh dan bentangan yang menghijau di sepanjang perjalanan.
Sampai disana kami mandi seperlunya. Bayar Rp. 3000/orang kalau tidak salah. Saya mengeksplore beberapa bagian dari permandian itu. Mengamati orang-orang yang berenang. Setelah cukup, kami pun pulang. Di perjalanan pulang diguyur hujan.