Pesawat yang aku tumpangi akhirnya landing di Lombok International Air Port. Udara cerah. Terik matahari menyengat diluar cabin. Kuambil tas pakaian dan kamera yang aku simpan di bagasi saat naik dari Surabaya. Perlahan penumpang bergerak turun melalui pintu utama pesawat menuju ruang kedatangan.

Di luar suasana tampak ramai. Ada banyak sopir-sopir yang menawarkan jasa angkutan. Aku berdiri tidak jauh dari pintu keluar. Memperhatikan orang yang melangkah keluar dari terminal kedatangan, sembari menunggu teman. Bagi aku, ini kedatangan yang kedua kalinya di tanah sasak ini. Tahun 2006 yang lalu, pesawat masih mendarat di Bandara Selaparang. Kali ini (2015) aku datang dalam rangkaian dinas kantor dimana saya bekerja.
Tidak lama kemudian muncullah teman-temanku. Kami bergerak keluar. Berdiskusi di pelataran terminal kedatangan. Membicarakan mobil apa yang akan ditumpangi; bus atau sewa mobil avanza. Akhirnya kami memutuskan naik mobil avanza. Aku sudah lupa berapa tarif yang kami bayar dari bandara hingga ke penginapan di hotel lombok raya, Mataram.
“Saya kira perlu kita makan pak Ketua sebelum kita sampai di hotel” sergahku.
“Betul itu pak Mul” sambung yang lain membenarkanku.
“Kita perlu mencoba makanan khas lombok, baiknya dimana pak Sopir” ujarku sembari bertanya ke pak Sopir yang mengantar kami siang itu.
“Bapak perlu coba ayam taliwang. Lokasinya ada di cakranegara, ade irma” begitu pak sopir menawarkan.

Akhirnya kami diantar oleh sopir ke daerah cakranegara. Disana kami makan sambil lesehan. Tidak berapa lama kami duduk. Teman-teman dari Tana Toraja juga tiba-tiba datang ke lokasi itu. Jadilah kami ramai. Aku lalu memesan ayam taliwang, kankung dan juice alpokat.
Usai makan siang kami lalu menuju ke hotel lombok raya. Setelah membayar sopir, tidak lupa meminta nomor kontak hpnya.
Selama di lombok, aku tidak bisa bergerak leluasa. Soalnya kegiatan dinas yang aku ikuti cukup padat merayap. Untuk memberi waktu menikmati lombok, kami pesan tiket pesawat 1 hari pasca kegiatan berlangsung. Sehingga ada waktu jeda untuk melihat dan jalan-jalan di lombok.

Selama di kota itu, aku berjumpa dengan kawan-kawan lamaku semasa di Jogja. Aku memanggilnya Jhe. Ia terangkat sebagai dosen PNS di jurusan komunikasi Unram. Dulu kami satu tim work disebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang konsultan berbasis di Yogyakarta.
Aku juga ketemu dengan Pepsi and the gan. Nongkrong di boulevard dekat selaparang. Bincang banyak hal. Berdiskusi. Bereuni hingga makan sate bulayak.

Sebuah perjelanan yang menyenangkan tentu. Bekerja sambil bersilaturrahim dengan kawan lama. Kuliner.
Sate bulaya itu gimana ya Om? Tadi salah baca kirain sate buaya… Hahaha..
ha haaa nanti saya posting foto-nya. satenya sih sama aja dengan model sate umumnya di indonesia, bedanya di bumbu aja
ayam taliwang sering dengar, sate bulaya nih yg baru tau..
Mampir ke gili trawangan ga mas? hihi
Ga sempat, soalnya ke buru balik sih. Next time aku nyelam disana, he..heee…
Uiii.. belum pernah ke Lombok. Perlu direncanakan ni.
Makasih infonya, Moel.
Keep writing ya.
;D
Setiap kali ada yang posting ayam Taliwang, saya ingat Lombok. Dan untuk kesekian kalinya saya hanya bisa memandang Lombok dari kejauhan, belum kesampaian kesana.
dari sisi keindahan pantai, jauh lebih indah lombok ke timbang bali. Semoga kesampaian mbak, amien.