Ideologi Kemasan

Komunikasi politik satu arah, lewat iklan kini telah menjadi trend pilihan elit. Berbagai hasil riset mengungkapkan bahwa iklan yang paling banyak direspon publik adalah iklan TV. Sangat beralasan jika kemudian pilihan elit jatuh pada iklan TV. Yang untung konglomerat media. Sementara rakyat tetap miskin, tertindas dan jadi korban iklan. Sebab mereka tidak memahami apa isi sesungguhnya dari kemasan iklan tersebut.

Dalam pemasaran, kemasan memang sangat penting. Kemasan atau packaging dimaksudkan untuk melindungi isi supaya lebih tahan lama, mudah ditenteng dan tentunya menambah eksotik dari suatu barang. Tentunya dengan design grafik yang the best.

Continue reading “Ideologi Kemasan”

Perebutan Pengaruh

Dalam momentum agustusan ini, banyak elit partai yang memamfaatkannya sebagai ajang untuk membangun citra diri dan mengenalkan diri kepublik. Ada beragam cara. Ada yang mensponsori berbagai kegiatan sosial dan olah raga. Ada yang memasang spanduk dan bagi mereka yang berduit melakukan kontrak iklan dengan TV.

Continue reading “Perebutan Pengaruh”

Perencanaan Bisnis

Apa yang akan kamu lakukan jika punya ide bisnis? Mungkin ada yang mengatakan “saya akan melaksanakan ideku”, pertanyaannya adalah, bagaimana melaksanakan ide itu? Ada juga yang mengatakan “aku mau cari modal dulu” dan beragam ungkapan untuk menjelaskan pertanyaan tersebut. Jawaban diatas tidak salah. Tapi kurang tepat. Sebab yang harus diperhatikan dalam merealisasikan ide tersebut adalah bagaimana membuat rencana bisnis yang baik.

Sebab kendati pun ada modal, ada ide tetapi tidak faham bagaimana cara melaksanakan ide tersebut. Sama saja dengan boong. Atas pemikiran itulah, maka sebuah rencana bisnis sangat diperlukan, untuk apa? Rencana bisnis diperlukan; (1) sebagai panduan dalam melaksanakan bisnis dan (2) dapat digunakan untuk negosiasi, jika sang pengide tersebut tidak memiliki modal.

Bisnis tanpa rencana bisnis, sama halnya dengan membangun rumah tanpa gambar. Berlayar tanpa arah dan tujuan, tak miliki kompas. Sehingga tidak jelas posisinya pada koordinat mana dan akan sampai di pulau mana kapan, semuanya serba kabur. Bisnis tanpa rencana bisnis akhirnya akan membuat seorang menjadi gamang dan disorientasi. Sehingga ketika melihat ada dua pulau, maka si kapten kapal jadi bingung, pulau yang mana yang sebenarnya? Disinalah pentingnya sebuah business plan.

Continue reading “Perencanaan Bisnis”

Berfikir Marketing Politik

Saya mulai menyukai marketing, ketika belajar pemasaran pertanian dari Prof. Dwidjono Hadi Darwanto dan pak Indra Bastian, PhD. Kedua dosen saya itulah yang mengenalkan saya cara berfikir pemasaran. Ia selalu mengatakan bahwa berbeda antara menjual (selling) dengan pemasaran (marketing). Lalu apa sih bedanya antara berfikir menjual dengan berfikir marketing?

Menjelaskannya kira-kira begini. Orang yang berfikir menjual, ketika memulai proses politiknya pertanyaan yang harus dijawabnya adalah “apa yang akan dilakukan?” atau kira-kira apa yang mau dijual? Kerja keraskah, pengabdian, keturunan, agama, atau issue yang lebih seksi.

Continue reading “Berfikir Marketing Politik”

Iklan Politik

Sejak awal 2007, ruang-ruang publik kita banyak disesaki oleh iklan-iklan politik para elit. Ada Sutrisno Bachir, Prabowo Subianto, Wiranto dan sejumlah tokoh yang lain. Mereka memamfaatkan media TV sebagai wadah sosialisasi gagasan, membangun spirit dan kritik atas kondisi bangsanya. “Hidup adalah perbuatan” demikian tagline SB, yang ditukangi oleh Rizal Mallarangeng lewat foxindonesianya. SB dan Prabowo muncul di media dengan pesan kebangkitan bangsa. Sementara Wiranto dengan kritiknya yang cukup pedas terhadap rezim SBY-JK.

Continue reading “Iklan Politik”

HAMKA dan Intelektual Organik

Membicarakan Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) menjadi topik yang menarik. Tidak saja dalam hubungannya dengan dia sebagai seorang ulama. Tetapi luasnya kajian dan aktivitas tokoh Minangkabau ini. Sehingga teramat sulit bagi kita untuk mempersonifikasi dia sebagai sosok tunggal ke-ulamaannya. Jangan-jangan dengan mempersonifikasi pendiri panji masyarakat ini pada satu sosok, maka kapasitasnya yang begitu luas dan dalam bisa tereduksi.

Continue reading “HAMKA dan Intelektual Organik”

Membela Teman Sebaya

Secara sederhana advokasi dapat diartikan dengan membela. Siapa yang mesti dibela? Mereka yang ditimpa kasus, masalah atau persoalan, baik yang terkait dengan hukum atau non hukum. Orang yang bekerja untuk membela inilah yang disebut dengan advokat.

Advokasi memang istilah yang akrab dalam dunia hukum. Tetapi advokasi tidak melulu harus orang hukum. Jika pengertian yang kita rujuk adalah membela atau pembelaan. Siapa pun bisa mengambil peran sebagai pembela. Ingat gak, bahwa advokasi itu merupakan perintah dari Allah Swt ” Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri Ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau’ ” (An Nisa : 75).

Dari ayat diatas, Allah Swt mempertanyaan kepada orang beragama (Islam), mengapa tidak mau membela orang-orang lemah (mustadha’afin). Bahkan dengan sangat tegas Al Qur’an menggunakan istilah sabili yang maknanya kira-kira adalah berperang atau berjuan untuk menolong orang-orang lemah itu.

Siapakah orang-orang lemah yang dimaksud dengan Al Qur’an? Sebenarnya di An Nisa ayat 75 sudah disebut beberapa, namun belum secara tegas. Tetapi jika diperhatikan Al Baqarah ayat 177 disana Allah Swt mengatakan ” Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”.

Tanggungjawab Membela Sesama

Jadi jelas, betapa kerja membela orang-orang lemah itu sangat mulia disisi Allah Swt dan merupakan kewajiban bagi orang beriman laki-laki dan perempuan. Tak terkecuali remaja dan pelajar. Ia juga memiliki tanggungjawab membela. Siapa yang harus di bela? Sebagai seorang pelajar, maka tanggungjawab pembelaan adalah sesama pelajar yang kira-kira memiliki masalah.

Tetapi tidak semua harus dibela. Seorang pembela, harus mampu melihat sisi pentingnya suatu masalah atau kasus. Dari sisi dampaknya terhadap pelajar secara umum atau dari sisi mamfaatnya bagi kepentingan orang banyak.

Agar pembelaannya lebih efektif, maka tidak perlu terlalu luas. Cukup dengan kelompok sebayanya saja. Jika ada diantara teman sekelompok atau segeng yang ditimpa masalah, misalnya Si Budi belum bisa bayar SPP sekolah, maka tanggungjawab anggota dan setiap orang untuk melakukan advokasi terhadap si Budi, agar tidak dikeluarkan dari sekolah.

Bagaimana caranya? Pertama, kumpulkan semua teman-temanmu dan diskusikan masalah si Budi ini. Jika sudah memiliki pandangan yang sama dan menemukan duduk permasalahannya, maka bisa dilakukan langkah-langkah berikutnya.Kedua, melakukan komunikasi dengan pihak sekolah dimana si Budi sekolah. Sebaiknya menggunakan nama organisasi, misalnya IRM Ranting atau kelompok-kelompok sebaya lainnya. Jadi pertemuannya formal. Dalam pertemuan itu, yang harus didesakkan adalah supaya pihak sekolah membiarkan si Budi untuk masuk sekolah dulu.

Ketiga, sebaiknya dibagi tim, ada yang berusaha mencarikan bantuan si Budi untuk membayar SPP. Ada juga tim yang melakukan kampanye, misalnya membuat stiker atau kaos yang intinya adalah menolak dikelurkannya si Budi. Dan tim-tim lainnya yang dibutuhkan dalam aksi itu.

Keempat, jika komunikasi atau negosiasi dengan sekolah gagal, maka tahap selanjutnya bisa dilakukan demonstrasi atau unjuk rasa. Sasarannya bisa dilakukan di DPRD Kabupaten atau Dinas Pendidikan, atau jika sekolah Muhammadiyah, dengan Majlis Dikdasmen. Dalam demonstrasi jangan lupa untuk mengundang media massa, untuk peliputan.

Kelima, evaluasi aksi-aksi yang dilakukan. Bagaimana dampaknya terhadap masalah yang dibela atau diavokasi. Jika berhasil, catat hal-hal penting dari keberhasilan itu dan jika gagal, kira-kirafaktor apa saja penyebab kegagalannya.

Akhirnya saya ingin mengatakan bahwa membela teman sebaya itu merupakan kewajiban setiap manusia, laki-laki atau perempuan, remaja atau pelajar. Sebagai kewajiban, maka harus dilakukan oleh kita semua. Wa Allahu A’lam