Tips Bikin Pasport

Saya tidak tau mengapa di Bulan April itu saya pergi ke Imigrasi. Tapi yang ada dalam benak saya waktu itu ialah keinginan untuk berlibur setelah resign dari kantor. Tepatnya sih bukan resign, tetapi tidak lagi mendaftar untuk ikut seleksi.

Saya lalu menuju Jalan Sultan Alauddin, Makassar pagi itu. Dokumen yang saya bawa antara lain: (1) Kartu Tanda Penduduk (KTP), (2) Kartu Keluarga (KK), dan (3) Akta Kelahiran. Kemudian oleh petugas saya di minta mengisi form melalui platform online di www.imigrasi.go.id. Dari situ saya masuk ke layanan paspor online dan mengisi formulir yang ada.

Continue reading “Tips Bikin Pasport”

Volunteer “KI” di MTS Nurul Hijrah

Dipenghujung tahun 2016 saya mendaftar kelas inspirasi (KI) di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Sebenarnya sudah sejak setahun sebelumnya, keingin jadi volunteer itu ada. Tetapi masih sibuk dengan setumpuk pekerjaan kantor yang sulit untuk ditinggalkan.DSC_7808a

Setelah mendaftar dan lama menunggu, panitia akhirnya mengkonfirmasi bahwa saya dinyatakan lulus dan bisa menjadi volunteer untuk KI tahun 2017. Beginilah e-mail yang saya terima dari panitia:

Continue reading “Volunteer “KI” di MTS Nurul Hijrah”

Dive Trip Sabang 2

Tiba di Kuala Namu kurang lebih pukul 10.45 (10/8/2016), sembari menunggu yang lain tiba saya mutar-mutar dulu, melihat interior bandara yang cantik lalu singgah ke outlet roti O untuk rehat sembari minum cappuccino. Sejurus kemudian ponsel berdering, si Wia menelpon.

“Hallo, ini Wia mas Mul” sapanya.

Continue reading “Dive Trip Sabang 2”

Catatan Palembang (3)

Episode berikutnya yang ingin saya share yaitu sholat jum’at di Masjid Cheng Ho yang jaraknya tidak jauh dari jakabaring sport center. Kami ke masjid Cheng Ho berempat saya, Zulfikar, Arman dan Aan. Kami naik mobil diantar si Arman yang asli anak Palembang. Meski pun begitu, letaknya masih harus berkelok-kelok bahkan masuk ke kawasan perumahan. Jaraknya kurang lebih tiga kilo meter dari pusat kota Palembang.

Continue reading “Catatan Palembang (3)”

Catatan Palembang (1)

Selamat datang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, tidak ada perbedaan waktu antara Jakarta dan Palembang. Pasang sabut pengaman anda sampai pesawat ini benar-benar dinyatakan berhenti oleh otoritas Bandara” demikian pemberitahuan awak cabin Sriwijaya Air yang aku tumpangi.

Perjelanan ini lebih sebagai narasumber untuk suatu pelatihan. Bukan sama sekali dimaksudkan untuk wisata. Meskipun acap kali, usai memberikan fasilitasi, aku berkunjung ke destinasi disuatu kota. Jadi begini, di bulan Januari aku ketemu Zulfikar. Anak peternakan UGM dan aktivis disebuah gerakan; Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Continue reading “Catatan Palembang (1)”

Dive di Ngapaloka, Selayar

Pagi itu cerah sekali. Mobil yang kami tumpangi meraung-raung. Menanjak sisi-sisi bukit Desa Patilereng yang terjal. Dengan lebar jalan yang hanya cocok untuk satu kendaraan roda empat. Jalan masih basah. Sementara dari arah timur, sang surya merangkak naik. Memancarkan cahaya. Memberi kehidupan bagi semesta alam.

Continue reading “Dive di Ngapaloka, Selayar”

Mengawal Desa

Pagi itu, medio Agustus 2014 saya bersama kawan Risal Suaib (saya memanggilnya Bung Jak) dan Ishak Salim ikut forum bulanan yang dihelat oleh Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan UGM. Topiknya menarik: desa. Saya duduk di pojok sekali. Menikmati kacang, pisang rebus dan segelas teh yang acap kali disuguhkan oleh lembaga yang didirikan oleh almarhum Sartono Kartodirjo itu. Ishak mengambil posisi didepan. Sementara Bung Jak duduk di pojok lain bersama seorang kawan dari Flores, NTT.

Continue reading “Mengawal Desa”