Usai makan, kami bergegas ke arah kota Palembang. Menyusuri jalan utama. Mataku menengok kiri kanan. Memperhatikan kota dengan penghuni wong kito galo ini. Ya mengamati dari sisi yang paling dekat tentang kota ini. Untung saja aku tidak bersama dengan Ayah. Ia acapkali men-judge-ku kampungan. “Nengok kiri-kanan (lihat bangunan) di kota itu kampungan” ucapnya suatu waktu … Continue reading Catatan Palembang (2)
Catatan Palembang (1)
“Selamat datang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, tidak ada perbedaan waktu antara Jakarta dan Palembang. Pasang sabut pengaman anda sampai pesawat ini benar-benar dinyatakan berhenti oleh otoritas Bandara” demikian pemberitahuan awak cabin Sriwijaya Air yang aku tumpangi. Perjelanan ini lebih sebagai narasumber untuk suatu pelatihan. Bukan sama sekali dimaksudkan untuk wisata. Meskipun acap kali, … Continue reading Catatan Palembang (1)
Silaturrahim Kawan Seperjuangan
Langit Yogyakarta (baca: Joga) murung sore itu. Di wilayah utara pusat kesultanan Mataram Islam ini hujan. Sebagian lainnya nampak gelap. Sejak siang memang hawanya panas membahana. Tidak biasanya cuaca sepanas ini. Aku rencana ke Surabaya malam nanti lanjut ke Makassar siangnya. Sore itu aku mengantar kawan Moh. Mudzakkir ke stasiun kereta api. Sambil mengantar Jakir, … Continue reading Silaturrahim Kawan Seperjuangan