Peselang Resort


Diklub selam tempatku aktif, Sileya Scuba Divers (SSD) di Pulau Selayar, aku mengenal istilah paselang resort (artinya: penyelam resort). Istilah itu lahir entah sejak kapan. Yang pasti saat aku mulai bergiat di SSD, aku akrab dengan istilah itu.

Paselang adalah bahasa Selayar yang artinya penyelam. Sementara resort ya amenitas atau tempat untuk rekreasi yang menawarkan banyak fasilitas. Seringkali resort dengan konsep pantai menyatukan antara bisnis selam dengan amenitas yang ditawarkan.

hamkaDi SSD penyelam (diver) yang taunya tinggal pake alat dan menyelam itulah yang disebut sebagai paselang resort. Karena semua alat-alatnya dikerjakan oleh orang lain. Mulai dari menyiapkan equipment (tabung, regulator, BCD, pemberat, wetsuit, bootis, fins), kapal, dan kebutuhan lainnya. Ya pantas, karena mereka membayar mahal tentunya. Sehingga, seluruh aspek di handle oleh dive operator yang menyatu di resort.

Sementara kami, di komunitas harus urus sendiri. Tidak terbiasa di bantu orang lain. Bahkan jadi doktrin untuk mengurus sendiri persiapan dan alat yang akan digunakan.

“Alat itu nyawamu, Mul. Jadi kamu harus chek betul. Pastikan” demikian suatu ketika, instruktur selamku menasehati.

Itulah mengapa alat, terutama yang menyangkut dibadan kita harus diurus sendiri. Sebab alat-alat itu mesti di chek sedemikian rupa. Memastikan apakah berfungsi baik sebelum dipakai di kedalaman air. Oleh karena itu, jika memang serius menyelam dan sudah punya kemampuan, belilah alat sendiri. Mulai sedikit-sedikit. Regulator dulu, lalu berikutnya beli BCD dan seterusnya. Nabung tentunya. Kacuali kalau kamu anaknya konglomerat, bisa langsung beli satu set, full.

Di PADI, ketika ambil sertifikat selam, seorang diver akan diberi loog book penyelaman yang disitu ada chek list yang mesti diperhatikan. Seperti juga pilot yang akan menerbankan pesawat, ia harus mengontrol dan mengechek, apakah seluruh instrumen yang diperlukan sudah tersedia. Itulah mengapa chek list jadi penting.

Diawal-awal menyelam sering kali lupa sesuatu. Kadangkala pemberat lah atau yang lain. Pernah suatu ketika juga kelupaan bawa bekal, makan siang. Ceritanya lihat disini

img-20180527-wa0001Di suatu pagi yang cerah, aku sudah lupa pastinya, kira-kira di tahun 2016. Aku dan tim menyelam di Pulau Tinabo, Taman Nasional Takabonerate. Aku buddy dengan Aji. Yang lain demikian juga, punya buddy masing-masing. Setelah buddy chek, Aji lalu melompat ke permukaan air laut. Tidak lama kemudian saya mengikutinya. Aku lalu memberi aba-aba kepada semua tim dengan mengangkat inflator untuk segera membuang udara di BCD dan kode tangan ibu jari menunjuk kebawah.

Aku pelan-pelan turun. Sembari memperhatikan yang lain. Entry di site Ibel D’Orange memang agak dalam, kalua tidak salah antara 18-20 meter. Di kedalam 2 (dua) meter aku masih melihat ke atas.

“Ini Aji kenapa sih, gak turun-turun” batinku dalam hati.

Aku perhatikan sejenak. Ia menggerakkan tangannya tanda ada masalah. Aku lalu mendekat. Dan Bersama-sama naik ke permukaan.

“Pemberat ku kurang, Mas” katanya dengan logat Jawa yang bercampur Selayar.

“Ya sudah, kamu mendekat ke Kapal. Ada spare pemberat disitu, minta ke anak buah kapal” jelasku.

Nah, pada titik itulah pentingnya kita mengontrol. Termasuk, memastikan betul, berapa pemberat yang harus digunakan. Lebih baik kelebihan dari pada kekurangan.

Jadi, meski pun anda penyelam resort. Atau tipe penyelam yang malas, harus menyerahkan ke orang lain mengurus peralatannya. Tapi, pastikan. Tetap lakukan chek and rechek. Karena peralatan itu adalah keselamatan kita. Kenali kemampuan. Dan ingat never dive alone.

Waspada dira anuraga!!

4 thoughts on “Peselang Resort

    1. Padahal diving tu paling gimping; tinggal tenggelam aja he..he….. mana lebih sulit; snorkeling yang berusaha biar mengapung atau tenggelam. Ayo mbak..?

Leave a comment