Malam itu suasana dingin Kaliurang menelisik kedalam tulang. Sementara jam sudah menunjukkan pukul 00.00 dinihari. Di ruang tengah sebuah gedung, anak-anak muda itu masih saja berdiskusi. Mereka gundah gulana. Mempertanyakan bagaimana masa depan perkaderan IPM. Bahkan menuduh SPI sebagai biang kerok dari segala persoalan carut marutnya perkaderan di organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah ini. ”Ikatan Pelajar … Continue reading Perkaderan IPM; Sebuah Catatan Refleksi
Tidak Ada Akses bagi Petani Gurem
Petani gurem (peasent) adalah kelompok petani yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, dengan relatif tidak memiliki akses pasar dan regulaisi. Mereka adalah kelompok sosial yang sama dengan kita. Kalau kita menginginkan hidup berkecukupan, mereka pun menghengdaki hidup yang demikian. Tetapi apa hendak dikata, petani gurem selalu dalam keadaan yang ditindas. Tidak mendapat kesempatan dan bahkan … Continue reading Tidak Ada Akses bagi Petani Gurem
Kemiskinan Petani dan Keberpihakan Negara
Sektor pertanian (dalam arti yang luas) masih merupakan sektor strategis bagi bangsa Indonesia untuk waktu lima dan sepuluh tahun kedepan. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar penduduk Indonesia hidup di wilayah pedesaan dengan mata pencaharian utama sebagai petani dan nelayan. Keberadaannya merupakan suatu kekuatan tersendiri bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu peran dan partisipasinya dalam … Continue reading Kemiskinan Petani dan Keberpihakan Negara
Peasent dan Transformasi Agribisnis
Secara terminologi peasent dibedakan dengan farmer. Walaupun kedua kata tersebut mengarah kepada petani. Peasent adalah petani yang memiliki lahan kurang dari setengah hektar atau dalam diskursus sosiologi pertanian disebut petani sub sistem. Farmer adalah petani dengan orientasi untuk dijual. Dengan demikian perbedaan tersebut lebih kepada orientasi hasil pertanian. Kalau peasent orientasinya adalah sekedar bagaimana hidup … Continue reading Peasent dan Transformasi Agribisnis
Catatan Perjalanan Ke Malang (Part 1)
Rabu siang usai sholat dzuhur, akhir Januari, saya melangkah menuju shalter trans jogja siang itu. Jogja baru saja di guyur hujan. Tapi suasananya cukup terik. Memang akhir-akhir ini cuaca kadang tidak menentu. Ini ada kaitannya dengan global warming yang melanda belahan dunia. Suasana terminal Giwangan, Yogya cukup ramai. “Surabaya … Surabaya …, Semarang … Semarang … Continue reading Catatan Perjalanan Ke Malang (Part 1)