Konsultant: Inilah Jalanku


Saat masih SMP saya sering berkorespondensi dengan paman saya, seorang pengusaha kayu yang belakangan hari insaf dan banting stir untuk terjun di usaha perkebunan sawit dan lada di Ketapan, Kalimantan Barat. Korespondesi saya kadang kala tentang cita-cita kecil saya. Lewat surat itu saya menyampaikan cita-cita sederhana saya untuk menjadi seorang perawat.

Kenapa mesti jadi perawat? Saat itu tahun 90-an ruang lingkup berfikirku cukup sederhana, bagaimana menolong orang-orang desa yang sakit. Ya sesederhana itu. Cita-cita itu di pengaruhi oleh pengalaman masa SD saya dulu saat tinggal di pulau-pulau terluar Kabupaten Selayar.

Dari empat pulau yang ada dalam wilayah Kecamatan Pasimarannu (sebelum di mekarkan) yaitu Kalao Toa, Bonerate, Lambego dan Madu serta pulau-pulau kecil lainnya. Di wilayah itu hanya ada satu pusat kesehatan yang jaraknya dari pulau-pulau itu antara 2 sampai 4 jam perahu. Kepulau Bonerate dengan motor luat bisa ditempuh 12 jam dari Benteng, Selayar. Atau dengan kapal perintis yang mencapai 18 jam Selayar – Bonerate. Makassar ke Selayar ditempuh dengan bus 8 jam plus 2 jam naik kapal fery.

Saya menyaksikan bagaimana kehidupan orang-orang di pulau yang begitu sederhana dan bersahaja. Dengan pendidikan dan layanan kesehatan yang sekedarnya. Anak-anak SD seperti saya manakala musim barat (Agustus – Februari) tiba akan libur karena bapak dan ibu guru pulang ke Selayar dan terjebak cuaca sehingga tidak bisa ke pulau untuk mengajar. Atau kalau di Pulau tidak bisa ke Selayar karena musim ombak. Waktu libur yang pannnnjaaaaaaaaaaaang itu kami lewatkan dengan bermain, berenang di pantai dan mancing ikan di dermaga.

Jadi bagaimana kalau ada orang sakit parah yang mau di operasi atau mendesak untuk di rawat? Disinilah cita-citaku untuk jadi perawat yang bisa berkelana dari pulau ke pulau lahir. Iihh akan sesuatu bangat (meminjam istilahnya Syahrini, artis lebay itu). Semacam suster apunglah.

Perkembangan demi perkembangan membawaku pada beragam dunia. Saat sekolah di SMA I Benteng (Ibu Kota Kabupaten Selayar) cita-citaku belum juga surut untuk menjadi perawat. Walau pun sudah mulai mengenal dunia aktivisme; yaitu di Pramuka dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Walau pun begitu dari keluarga juga menginginkan saya untuk jadi praja di salah satu sekolah kedinasan di Depdagri. Tapi sayangnya nilai akhir ujianku di SMA tidak memungkinkan untuk mendaftar di sekolah kedinasan itu. Bidikan saya lalu beralih ke salah satu sekolah perikanan di bawah Dirjen Perikanan ketika itu, yaitu Akademi Perikanan Sidoarjo (APS). Saya mendaftar dan tes ala militer. Saya bisa lulus sampai ujian akhir termasuk fisik. Tapi entah mengapa saat pengumuman saya tidak lulus. Dari rumor yang berkembang dari teman-teman yang ujian bahwa ada anaknya si bos yang ikut bersaing dengan kami. Disinilah saya mulai mengenal istilah titip menitip. Mengetahui bahwa untuk lulus sekolah kedinasan itu kadang kala harus pakai uang. Aduh inilah potret bangsaku.

Tahun 2005 saat setelah lulus dari kampus saya menuruti orang tua untuk ikut tes CPNS pada Pemerintah Kab. Selayar. Tapi saya tidak lulus.

Di tahun yang sama saya juga diterima di Harian Pedoman Rakyat (PR) sambil membantu sebagai asisten di laboratorium (sosiologi pedesaan) kampusku. Saya tugas di desk politik dengan posko bergantian, DPRD, Gubernuran Sulsel. Kadang kala juga di minta oleh kepala desku untuk meliput di DPRD Kota Makassar. Saya menikmati pekerjaan ini. Sungguh. Situasi manajemen PR yang kurang kondusif membuat saya mengambil keputusan untuk berhenti pada 2006 (petengahan). Setelah itu mulailah saya aktif sebagai enumerator di Lingkaran Survei Indonesia area Sulsel. Ini semacam rintisan untuk masuk ke gerbang sebagai seorang konsultan.

Tahun 2009 saya di minta untuk mengerjakan sebuah project penelitian dalam rangka perencanaan pengembangan model kelembagaan ekonomi desa di Provinsi DI Yogyakarta dibawah bendera PT Inspect Multi Konsultan. Itulah project pertama yang saya handle.

Sebagai konsultan, tentu saya akan bekerja berdasarkan kerangka acuan kerja (KAK) yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan project itu. Sebagai pendatang baru dalam bidang ini tentu memiliki kesulitan-kesulitasn tersendiri. Apalagi policy research itu berbeda dengan academic research yang puer sains.

Yang paling deg-degan tentu ketika expose. Saya harus berhadapan dengan pembahas dari kampus (UPN; Prof. Suharto) dan mantan kepala dinas pertanian DIY. Tapi akhirnya bisa juga saya lalui dengan tersenyum. Padahal di kantor telah meminta kepada seorang dosen senior untuk menemani saya presentasi.

Meneliti dan menulis adalah pekerjaan yang sungguh menarik. Saya lalu terdampar di profesi ini. Atas bimbingan dari peneliti senior dikantor, perlahan saya bisa memahami bagaimana profesi ini. Dan saya sudah berazan dalam diri saya bahwa inilah mungkinjalan profesiku. Kendati pun saya masih memiliki cita-cita untuk memiliki lahan peternakan sapi dengan seokor kuda yang bisa saya tunggangi untuk memantai sapi-sapi. Amin, semoga nanti bisa terwujud.

Walau pun memang masih sangat belia dibidang ini, tapi kalau ditekuni dan dilakoni dengan passion yang full pasti akan membawa pada keberhasilan. Ya inilah jalan kehidupan yang kupilih. Kesuksesan/keberhasilan itu adalah fungsi doa, cita-cita, bekerja giat dan alat (modal).

***

Konsultan itu apa sich? Yang pasti konsultan itu pekerjaannya adalah memberikan jasa konsultasi kepada klien. Tergantung jenis keahlian yang di tekuni. Konsultan memiliki fungsi untuk menjadi partner bagi klien dalam mengambil keputusan (decision maker).

Konsultan memberikan analisis/kajian dan opini serta mengadvice klien untuk mengimplementasikan konsep atau kajian tersebut sampai betul-betul operasional atau berjalan termasuk membantu melakukan monev untuk memastikan bagaimana konsep tersebut berjalan disertai kekurangan dan kelebihannya.

Alhamdulillah saya kuliah di Jurusan Sosial Ekonomi (Sosek) Pertanian. Kuliah di Sosek menurut subyektifitasku memiliki banyak keuntungan. Di Sosek saya belajar tiga bidang keilmuan yaitu pertanian, ilmu sosial dan ekonomi. Walau pun saya sadari bahwa ilmu tersebut tidak mendalam. Tapi saya sadari bahwa memang untuk program sarjana tidak perlu mendalam biarlah di tingkat pascasarjana bidang ilmu diperdalam.

Dengan bekal ilmu sosial, ekonomi dan pertanian memungkinkan seorang lulusan Sosek bisa memiliki daya jelajah yang luas. Kepada adik-adikku yang kuliah di Sosek baik yang aktif di POPMASEPI atau HIMASEK tidak perlu berkecil hati, peluang berkiprah terbuka sangat luas.

Beberapa pekerjaan yang pernah saya tangani bisa dilihat di sini. Di consultant firm tempat saya berkiprah saat ini, Institute of Public Policy and Economic Studies (INSPECT) beberapa bidang yang kami advice/kerjakan bisa dilihat disini.

3 thoughts on “Konsultant: Inilah Jalanku

  1. Pemikiran dan solusi dari konsultan sangat dibutuhkan di era ini terutama untuk masalah pelik yg berhubungan dengan masyarakat (CSR) dan itu selalu dihargai mahal, Keep in spirit Masmul.., tetap berkarya…

    Salam hangat

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s