Membaca buku bagus
Seperti bercakap-cakap dengan orang hebat
Dari abad-abad terdahulu
[Rene Descartes, 1617]
Bagaimana cerita lahirnya program #BukuUntukAnakPulau ini?
Jujur ini pengalaman pribadi di tahun 1989 hingga awal 90-an. Aku sekolah SD di Pulau Bonerate, Kepulauan Selayar. Perpustakaannya, ya ampun hanya ada bacaan keluarga Budi. Ibu Budi, Bapak Budi, dan Adik Budi. Maka setelah balik dari Jawa tahun 2013, dua tiga kali berkunjung ke pulau-pulau itu menjalankan tugas kantor. Berinteraksi dari dekat dengan keseharian anak-anak itu.
Kebetulan aku membawa novel. Suatu waktu saat duduk di teras sambil minum kopi, aku acap kali membaca. Suatu ketika novel aku simpan diatas meja dan aku kebelakang pipis. Dua tiga dari mereka aku dapati membuka-buka novel bacaanku. Rupanya ada juga minat mereka dengan buku. Lantas dimana mereka akan membaca? Tidak ada bacaan. Inilah yang disebut oleh Taufik Ismail dengan tragedi nol buku. Tidak ada akses terhadap bacaan.

Jadi dalam kerangka menghindari tragedi nol buku inilah awal gagasan ini menemukan bentuknya.
Aku jadi yakin dengan data diatas. Kekerasan dan perilaku agresif adik-adik kita di sekolah/kampus bisa jadi karena tidak pernah membaca sastra. Tidak pernah membaca puisi yang indah-indah. Cobalah baca puisi-puisi D. Zawawi Imran, duh gusti alangkah tentramnya jiwa ini. Ya begitulah. Mungkin.
Seperti apa #BukuUntukAnakPulau ini?
Ya ini inisiatif yang coba kita lakukan. Yaitu mendrop buku-buku terutama berkaitan dengan anak-anak. Temanya bisa apa saja. Cerita, Ensiklopedi, Perikanan atau pun topik lain. Tentu dengan titik point pada bacaan anak-anak sekolah dasar hingga SMP.
Bagaimana caranya berpartisipasi di program ini?
Oh bisa dengan terlibat dalam bentuk donator baik dalam bentuk buku atau materi (uang). Karena jika pun ada yang berpartisipasi dalam bentuk uang, tetap akan kami belikan buku. Jadi ya kalau bisa buku sajalah.
Bisa juga jadi volunteer untuk aktif campaign program ini minimal melalui media sosial yang dimilikinya; facebook, twitter, path, instagram, youtube, dll. Atau lembaga filantropi (lembaga zakat & CSR) bisa mendonasikan buku atau paket pembelajaran lain.
Oh iya, dimana sih lokasi program ini?
Oh iya lupa ya. Jadi begini, program ini mencakup wilayah kepulauan dalam administratif kepulauan selayar, sulawesi selatan. Tetapi untuk tahap awal ini (2016), kami akan fokus di Desa Jinato, Kec. Takabonerate dulu. Meskipun secara umum ada tiga titik yang kami sasar, yaitu Desa Komba-komba, Kec. Pasimaraanu dan Desa Karompa, Kec. Pasilambena.
Dari Benteng (ibu kota kabupaten) ke Desa Jinato di tempuh antara 5-7 jam. Sementara ke Desa Komba-komba dapat di tempuh 10-12 jam. Ke Desa Karompa 21 jam. Kesemuanya dengan kapal rakyat. Kecuali ke Jinato sudah ada KM Sabuk Nusantara. Kapal subsidi dari pemerintah.
Jika berkenan untuk partisipasi, kontak aku disini. Atau
Pengcab POSSI Kepulauan Selayar, Komp PPI Bonehalang, Jl. Ahmad Dahlan Benteng Kepulauan Selayar, 92812 Cp +62 818 214 926 > Mul
Trimakasih telah mengagas ide ini 😀
kereeen… semoga selalu dilancarkan.. bantu share seminggu ini deh yaa..
Terima kasih mbak